Powered By Blogger

Jumat, 20 Mei 2011

Rafeyfa wisata

Menyewakan Bus Pariwisata 43 - 59 Seats,Dalam dan luar kota dengan harga murah,crew berpengalaman, untuk perjalanan wisata anda menjadi menyenangkan dan nyaman.

Untuk Reservasi : 021-94226311 / 085695402079 / 087875505145

 
 


Minggu, 20 Februari 2011

Rafeyfa Wisata

Solusi anda untuk bepergian bersama teman atau keluarga,kami melayani penyewaan bus wisata untuk dalam dan luar kota dengan harga murah dan terjangkau.
Bus Wisata yang nyaman dan crew yang berpengalaman.
hubungi kami di 021-94226311.(24jam) atau email ke you_self99@yahoo.com

Jumat, 18 Februari 2011

Wisata Papandayan Garut

G. Papandayan : Keanekaragaman Hayati, Panorama Alam dan Wisata Gunung Api (Vulkanowisata)
Oleh : Prisa Apri van Ga, S. Hut

G. Papandayan

“Pada bulan Januari 1706, dua orang serdadu Belanda bernama Creatiaun dan Van Houten mendapat tugas dari keresidenan setempat untuk mengunjungi, menyelidiki dan mencari belerang murni di G. Papandayan dan G. Patuha. Pada waktu itu G. Papandayan masih ada dalam ketinggian penuh” (Kusumadinata, 1970)"

Jauh sebelum orang-orang Belanda menemukan gunung ini, masyarakat setempat telah sering melintasi G. Papandayan untuk membawa tembakau, garam, sayuran dan hasil-hasil bumi lainnya. Jalur ini merupakan jalan terdekat yang menghubungkan dataran tinggi Pengalengan Bandung dengan lembah Garut.

G. Papandayan

Nama Papandayan, berasal dari bahasa sunda “Panday” yang berarti pandai besi. Dahulu, ketika masyarakat melintasi gunung ini, sering terdengar suara-suara yang mirip keadaan ditempat kerja pandai besi, suara itu berasal dari kawah yang sangat aktif. Demikianlah gunung ini kemudian dinamakan Papandayan oleh masyarakat disekitar gunung ini.

Gunung Papandayan terletak di sekitar 25 Km sebelah barat daya Kabupaten Garut, dengan posisi geografis 7o19’ Lintang Selatan dan 107 o 44’ Bujur Timur dengan ketinggian 2665 Mdpl atau sekitar 1950 M diatas dataran Garut. Disebelah selatan gunung ini terdapat G. Guntur dan disebelah timurnya terdapat G. Cikuray.

G. Papandayan merupakan kerucut paling selatan dari deretan gunung api di priangan selatan yang telah diklasifikasikan (sejak zaman penjajahan Belanda) sebagai gunung aktif yang cukup berbahaya di Jawa Barat. Letusan-letusan yang terjadi sejak dahulu kala membuat wujud gunung ini seperti potongan tapal kuda. Kawah tertuanya terletak di Tegal Alun-alun yang telah lama mati dan berubah menjadi padang terbuka. Dinding kawah tua ini membentuk kompleks pegunungan dengan puncak-puncaknya yaitu G. Malang (2675 Mdpl), G. Masigit (2619 Mdpl), G. Saroni (2611 Mdpl) dan G. Papandayan (2665 Mdpl) yang mengelilingi Tegal Alun-alun. Di padang inilah muncul mata air yang menjelma menjadi Sungai Ciparugpug.

Disekitar areal tapal kuda ini, kita juga dapat melihat gunung-gunung kecil yang mengelilingi G. Papandayan, antara lain G. Puntang (2555 Mdpl), G. Walirang (2238 Mdpl), G. Tegal Paku (2225 Mdpl) dan G. Jaya (2422 Mdpl). Sementara dilembah diantara G. Puntang dan G. Walirang terdapat sungai Cibeureum Gede yang mengalir ke Sungai Cimanuk.

Sejarah Letusan
Dalam catatan sejarah, letusan besar pernah terjadi di G. Papandayan pada 11 – 12 Agustus 1772. letusan besar ini menyebabkan kehancuran pada sebagian tubuh gunung ini, membentuk kawah tapal kuda membuka kearah timur laut.

G. Papandayan

“Dengan suara menggelegar dan gemeratak yang hebat, setelah tengah malam mendadak tampak membumbung keatas sinar-sinar terang, yang menerangi kegelapan, memecah-mecah puncak gunung, melemparkan dan menyebar bongkah-bongkahnya kesekitarnya”. Demikian catatan F.W. Junghuhn, seorang penjelajah gunung berkebangsaan Jerman tentang meletusnya G. Papandayan pada 11 Agustus 1772.

Inilah letusan terdahsyat G. Papandayan yang tercatat dalam sejarah. Selain menghancurkan sebagian tubuhnya, letusan ini juga menghancurkan 40 perkampungan didataran tinggi garut, memakan korban jiwa kurang lebih 2957 orang dan membunuh lebih dari 1500 ekor sapi, kerbau, kambing, dan binatang-binatang peliharaan lainnya.
 
G. Papandayan

Pada tahun 1819, pendiri kebun raya Bogor, C.G.C Reindwardt yang berkebangsaan Jerman menjadi orang-orang asing pertama yang mendaki gunung ini. Pada masa-masa inilah, G. Papandayan menjadi surga bagi para ahli gunung berapi dan tumbuh-tumbuhan hingga sekarang.

Menurut pendapat R.D.M. Verbeek dan R. Fennema, letusan G. Papandayan pada tahun 1772 berlangsung seperti halnya yang terjadi di G. Semeru di Jawa Timur pada tahun 1885, tetapi lebih kuat. Pada waktu terjadinya letusan ini terlihat muntahan api selama 5 menit yang berasal dari kawah Papandayan (kawah Mas), disusul dengan lawina batu-batu yang menghancurkan daerah yang lebih rendah. Peristiwa turunnya lawina batu-batu tersebutlah yang merupakan pokok dari kejadian letusan G. Papandayan pada tahun 1772.

Setelah itu, gunung ini mengalami masa tenang kembali sampai 11 Maret 1923 saat kawah Papandayan (kawah Mas) mulai bergejolak kembali hingga 9 Maret 1925. Selama 2 tahun, letusan kecil tidak membahayakan sering terjadi di gunung ini.

Letusan yang terjadi pada 11 Maret 1923 ini tercatat berasal dari kawah yang terdapat di Tegal Alun-alun, yakni berupa letusan lumpur dan batu-batuan sebesar kepala orang yang terlontar hingga kurang lebih 150 M.

Menurut keterangan Camat dan penduduk Cisurupan, letusan pada tanggal 11 Maret 1923 ini terjadi pada malam hari dengan didahului oleh gempa bumi ringan. Dari kejadian letusan ini, lapangan letusan baru telah ditemukan dan dinamakan kawah Baru. Dalam lapangan letusan seluas 100 M tersebut, 7 buah lubang letusan ditemukan dan sebuah danau kecil telah terbentuk.

Bersamaan dengan pembentukan kawah baru diatas, pada bulan Juni 1923, di kaki G. Nangklak (sebuah dinding curam sebelah selatan kawah Mas) telah terbentuk juga sebuah kawah baru yang diberi nama kawah Nangklak dengan 3 buah lubang letusan didalamnya.

Sepanjang tahun 1924 hingga 1925, letusan-letusan kecil terjadi secara bergantian di masing-masing kawah yang berbeda hingga gunung inipun akhirnya memasuki masa istirahat yang cukup panjang sampai letusan besar terjadi kembali pada 11 November 2002.

Pada hari senin, 11 November 2002 pukul 15.30, G. Papandayan memulai kembali kegiatannya setelah hampir 60 tahun menjalani masa istirahatnya.

Letusan pada tahun 2002 ini didahului oleh letusan freatik kecil pada tanggal 1 – 3 Oktober 2002 yang terjadi di kawah Mas yang menyebabkan meningkatnya kegiatan gunung ini. Temperatur di kawah Mas mengalami peningkatan dan sempat membakar endapan belerang yang terdapat didalamnya.

Pada tanggal 10 November 2002, Pos Pengamatan Gunung Api Papandayan mencatat peningkatan signifikan jumlah Gempa Vulkanik tipe B sebanyak 60 kali. Gempa ini menandai sistem rekahan dan tanah di kawasan kawah Mas menjadi jenuh dengan uap air dan tekanan, sekaligus mengaktifkan sistem uap di kawah Mas menuju ke letusan freatik selanjutnya.

Pada tanggal 11 November 2002, letusan freatik pertama terjadi di kawah Baru pada pukul 16.03 WIB, yakni berupa semburan debu pekat ke udara yang mencapai ketinggian 5 Km dari atas puncaknya. Letusan di kawah Baru ini menyebabkan terjadinya longsor dahsyat disebagian dinding bukit Nangklak, material longsoran tersebut jatuh ke hulu Sungai Cibeureum Gede dan mengakibatkan banjir bandang lumpur sepanjang Sungai Cibeureum Gede di Kec. Bayongbong. Tercatat 5 rumah rusak berat dan jalan antara Garut dengan Cikajang terputus.

Letusan tahun 2002 juga telah mengubah wajah lembah tapal kuda G. Papandayan, material yang ditumpahkan telah menimbun dasar lembah dan mengubur aliran Sungai Ciparugpug. Sementara G. Nangklak mengalami longsor dahsyat bersamaan dengan terbentuknya beberapa kawah baru.

Beberapa kejadian diatas dalam sejarah letusan gunung inilah yang membawa G. Papandayan menjadi sebuah lokasi penting bagi para penikmatnya dari sejak dahulu kala hingga sekarang.

Saat ini G. papandayan merupakan salah satu gunung api aktif di Jawa Barat yang telah dikembangkan menjadi objek wisata panorama dan tempat tujuan bagi para peneliti gunung api di mancanegara.

Objek-objek wisata mempesona yang terdapat di gunung ini terbentuk secara alamiah dari proses vulkanisma yang telah berlangsung di masa lampau. Aktivitas yang terjadi selama beratus-ratus tahun ini, telah menghasilkan dan meninggalkan bentuk-bentuk alam yang khas berupa kerucut gunung api, kawah, singkapan bebatuan dan terbentuknya struktur-struktur baru berupa curug (air terjun), danau, mata air panas, lubang semburan uap panas dari dalam tanah, kolam-kolam mendidih dan endapan belerang berwarna kuning yang menyatu dengan bentang alam yang di penuhi batuan berserakan dan dataran-dataran terbuka yang diselimuti rerumputan dan tumbuhan edelweis yang indah atau hutan-hutan tua berbalut lumut yang menakjubkan.

Keunikan-keunikan inilah yang membedakan keindahan G. Papandayan dengan gunung api-gunung api lainnya di Indonesia.

Keanekaragaman Hayati
G. Papandayan telah menjadi cagar alam sejak tahun 1924. Ketika itu pemerintah kolonial Belanda menetapkan kawasan hutan dan kawah Papandayan seluas 884 Ha menjadi cagar alam. Saat ini total luas cagar alam telah bertambah menjadi 6807 Ha ditambah taman wisata alam seluas 225 Ha. Penambahan luas cagar alam dan taman wisata alam ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 226/kpts/1990 tanggal 8-5-1990. Wilayahnya meliputi G. Papandayan, G. Puntang, G. Jaya, G. Kendang, Tegal Panjang dan kawah Darajat. Dengan statusnya sebagai cagar alam berarti G. Papandayan beserta keanekaragaman hayati didalamnya dilindungi oleh negara Republik Indonesia.

G. Papandayan memiliki hutan alami yang hening, hutan alami ini dapat kita jumpai pada ketinggian 1900 – 2675 Mdpl. Para ahli tumbuhan menggolongkan hutan pada ketinggian ini sebagai hutan pegunungan atas dan sub-alpin. Penelitian tumbuhan pada tahun 2004 didaerah antara Pondok Saladah sampai Tegal panjang mengungkapkan kondisi hutan sebagai berikut.

Pada daerah kawah, kita dapat menjumpai tumbuhan semak yang tahan terhadap gas beracun seperti suwagi, rumput kawah dan paku kawah. Semakin menjauh dari kawah, tumbuhan semak menjadi lebih beraneka ragam lagi. Selain suwagi, pohon segel, ramo gencel, huru koneng, semak harendong, edelweiss, rumput kawah, paku andam, tumbuhan rambat gandapura dan bungburn dapat kita jumpai didaerah ini.

Semakin ke tepian jalan, kita akan menemui pohon ki haruman yang dahannya dipenuhi benjolan mendomonasi pemandangan. Ke utara di belakang daerah bekas pesanggrahan Hoogbert hut, kondisi hutan mulai berubah karena pengaruh kawah yang mulai berkurang. Hutan disini dipenuhi oleh pohon-pohon berdiameter sedang yang rapat dengan lantai hutan namun jarang ditumbuhi semak, kita dapat menjumpai pohon kendung, anggrit, huru batu dan huru sintok. Selain itu, tumbuhan paku bagedor juga dapat kita jumpai bersama rumput carex dan semak teklan.

Mulai dari Cisupabeureum (2126 Mdpl), dikaki G. Puntang sampai Tegal Panjang, pohon-pohon berdiameter besar yang diselimuti oleh lumut dengan lantai hutan rapat yang ditumbuhi oleh tumbuhan bubukuan dapat kita jumpai disini. Pohon anggrit dan ki hujan sangat mendominasi pada hutan ini, selain pohon salam anjing dan salam beurit. Dua jenis herba penutup tanah yaitu Elatostema eurhynchum dan Elatostema rostratum mudah terlihat disini bersama tumbuhan rambat arbei hutan.

Di Tegal Panjang, kita dapat menemukan 25 jenis tumbuhan herba yang hidup bersama alang-alang. Beberapa diantaranya yang menonjol adalah ki urat, antanan dan Scleria terestis. Tumbuhan endemic Alchemilla villosa dan tumbuhan langka Primula imperalis dapat ditemukan pula di padang ini.

Selain tumbuhan-tumbuhan diatas, kita juga dapat menjumpai dan mengamati beberapa satwa liar yang hidup di hutan Papandayan ini, seperti monyet surili, lutung, babi hutan, mencek dan macan tutul. Didaerah pinggiran hutan dekat perkebunan kita akan menjumpai dengan mudah binatang tando, sigung dan careh.

Menurut catatan dokumen kolonial Belanda, dahulu kala masih dapat dijumpai banteng, rusa dan pelanduk yang terlihat merumput di Tegal Panjang. Pemangsa berupa harimau jawa juga masih sering muncul. Tetapi sekarang semuanya hanya tinggal kenangan saja, satwa-satwa tersebut telah punah.

Peneliti burung berkebangsaan Belanda bernama Hoogerwerf pada tahun 1948 melaporkan terdapat 115 jenis burung yang hidup di G. papandayan. Penelitian pada tahun 2004 pada sisi barat G. Papandayan, dari Pondok Saladah sampai Tegal Panjang serta daerah perbatasan hutan dengan kebun di Pengalengan telah ditemukan 73 jenis burung. Delapan jenis diantaranya endemik pulau Jawa dan 15 jenis lainnya dilindungi oleh perundang-undangan. Terdapat 2 jenis burung yang terancam kepunahan, yaitu elang jawa dan luntur gunung serta 2 jenis burung lainnya yang mendekati dan terancam punah yaitu wallet gunung dan cica matahari.

Disekitar dinding kawah, ditemukan burung pemangsa dadali dan alap-alap capung. Sementara didaerah hutan yang didominasi oleh tumbuhan suwagi disekitar kawah, mudah dijumpai burung kacamata, balecot, tengtelok dan tikukur.

Di hutan selepas kawah hingga tegal Panjang, kita dapat menjumpai sepah gunung, burung sapu, mungguk loreng, wergan dan kacamata bersama dengan puyuh laga dan cincoang biru yang menghuni semak-semak. Burung saeran, saeran kelabu dan walik kepala ungu juga sering terlihat di hutan ini. Sedangkan luntur gunung dan luntur harimau butuh kecermatan untuk menjumpainya.

Sementara didaerah perbatasan hutan dengan kebun sayur atau kebun teh dapat ditemukan burung pemangsa yang terancam kepunahan yaitu elang jawa bersama dengan 2 pemangsa lainnya yaitu elang ruyuk dan elang hitam. Burung saeran, wergan koneng, pijantung kecil dan kepudang sungu jawa juga mudah ditemui didaerah ini. Sementara burung kandancra dan cica matahari memerlukan kesabaran untuk dapat melihatnya. Di kebun teh itu sendiri merupakan arena bermain dan habitat bagi dua jenis burung toed dan tektek reod.

Berdasarkan dari kebiasaan makannya, burung-burung di G. Papandayan sebagian besar (64%) adalah pemakan serangga (insectivor). Kondisi ini menunjukkan peranan burung yang besar dalam menjaga keseimbangan populasi serangga yang terdapat di hutan Papandayan.

Panorama Alam dan Wisata Gunung Api (Vulkanowisata)
G. Papandayan selain dikenal banyak orang karena panorama alam, keindahan kawah dan sunrisenya yang memikat, juga dikenal banyak orang karena kondisi gunungnya yang dapat dijadikan sumber ilmu pengetahuan bagi para pemerhati gunung api. Termasuk bagi para pelajar, mahasiswa dan peneliti yang memerlukan data-data yang berkaitan dengan cabang ilmu pengetahuan alam seperti ilmu kehutanan, geologi, vulkanologi, geofisika dan lain-lain.

G. Papandayan


Hampir setiap bulannya, terutama pada bulan April hingga bulan November, wisatawan lokal maupun mancanegara dan para pelajar banyak yang mengunjungi gunung ini dengan keperluan yang berbeda-beda.

Gunung ini sendiri telah dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang memungkinkan wisatawan dan para peneliti untuk berkunjung kesini. Lapangan parkir seluas lapangan bola. MCK, Mushola, warung-warung makanan dan sekumpulan pemandu yang terlatih baik pengetahuan dan kemampuan bahasa inggrisnya cukup dapat memanjakan dan membantu kita untuk lebih dalam memahami isi gunung dan kekayaan hutan yang ada didalam G. papandayan.

Beberapa paket wisata juga dijajakan oleh para pemandu disini untuk membantu kita mengungkap misteri akan gunung ini dan membawa kita ke lokasi-lokasi terindah nan eksotik yang ada di G. Papandayan dan sekitarnya.

Beberapa lokasi yang biasanya dikunjungi oleh para pendaki, wisatawan dan para peneliti adalah sebagai berikut.

Pondok Saladah
Pondok Saladah merupakan areal padang rumput seluas 8 Ha yang terdapat di ketinggian 2288 Mdpl. Banyak ditumbuhi tumbuhan edelweis yang abadi dan tidak mudah layu serta memiliki aroma yang khas. Didaerah ini mengalir Sungai Cisaladah yang airnya mengalir sepanjang tahun, tempat ini biasanya dijadikan sebagai tempat untuk kegiatan perkemahan. Sepanjang perjalanaan dari tempat parkir (titik awal pendakian) menuju tempat ini kita akan disuguhi panorama alam yang sangat indah, yakni pemandangan pembuka berupa bentangan kaldera berbentuk tapal kuda yang sangat luas, yakni mencapai 3 Km yang dihiasi oleh bebatuan berserakan yang berwarna-warni. Disebelah kanan selama perjalanan kita akan menjumpai dinding batu berwarna perak bernama tebing soni, dimana kota garut dapat terlihat dari puncak tebing ini, sementara disebelah kirinya kita dapat melihat jejak dari daerah bekas aliran letusan gunung pada tahun 2002, pohon-pohon yang hangus terbakar dan lubang-lubang yang mengeluarkan uap panas dari dalam tanah. Tumbuhan suwagi juga menghiasi pemandangan selama perjalanan menuju tempat ini.

Kawah Mas
Bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara, para peneliti dan para pendaki, kawah Mas adalah lokasi yang selalu menjadi tujuan utama dari semua perjalanan menuju gunung ini. Jika dibandingkan dengan lokasi-lokasi objek wisata lainnya yang ada disekitar gunung ini, kawah Mas merupakan lokasi yang sudah dibangun sedemikian rupa dan tampak lebih maju dan berkembang. Hal ini dikarenakan kawah Mas merupakan pusat dan lokasi terpenting dari rangkaian sejarah letusan G. Papandayan. Disini kita dapat mengamati aktivitas gunung berapi Papandayan yang sedang berjalan sesuai waktunya, di kawah ini terdapat 14 lubang letusan yang mengeluarkan asap dengan warna yang berbeda-beda, beberapa mata air mengandung belerang juga terlihat keluar dari sela-sela bebatuannya dan tentunya kita dapat mengamati aktivitas kawah Mas dari jarak yang sangat dekat.

Kawah Mas merupakan kompleks gunung berapai yang masih aktif seluas 10 Ha. Pada komplek ini terdapat lubang-lubang magma baik yang besar maupun yang kecil, lubang-lubang tersebut mengeluarkan asap dan uap air hingga menimbulkan berbagai macam suara yang unik.

Selain kawah diatas, beberapa kawah lainnya seperti kawah Manuk, kawah Baru dan kawah Nangklak juga dapat kita kunjungi untuk memperdalam pengamatan kita tentang aktivitas gunung api Papandayan.

Tegal Alun-Alun
Tegal Alun-Alun merupakan lokasi kawah tertua dari G. Papandayan yang telah lama mati dan berubah menjadi padang terbuka yang semua lokasinya hampir dipenuhi oleh tumbuhan edelweis, sehingga selama kita berada di lokasi ini kita akan selalu mencium harumnya bunga edelweiss yang khas. Lokasi ini menyerupai lembah yang dikelilingi oleh kompleks pegunungan dengan puncak-puncaknya yang menjulang. Dilokasi ini juga muncul sumber mata air bagi Sungai Ciparugpug disamping fumarola, solfatara dan sumber air panas yang keluar melalui retakan atau celah bebatuan yang ada disekitarnya. Bagi para peneliti, Tegal Alun-alun selalu dijadikan sebagai tempat untuk mengamati satwa-satwa liar dan tumbuhan-tumbuhan endemik.

Selain diatas, Tegal Alun-Alun dan beberapa lokasi lainnya seperti Lawang Angin dan Tebing Soni, juga merupakan lokasi yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk mengabadikan momen-momen penting lainnya seperti pangambilan momen matahari terbit (Sunrise) yang sangat menakjubkan.

Lembah Maut (Lembah Ruslan)
Lembah Maut (lembah Ruslan) merupakan salah satu lokasi yang dianggap berbahaya bagi pengunjung di gunung ini. Dilembah ini banyak ditemukan bangkai binatang yang mati akibat terjebak gas beracun. Pada tanggal 18 Desember 1924, diberitakan seorang mantri bernama Ruslan terjatuh ke lembah ini dan tak sadarkan diri, beberapa saat kemudian mantri Ruslan dinyatakan meninggal karena menghirup gas CL2. Setelah kejadian meninggalnya mantri Ruslan, lembah ini dinyatakan berbahaya. Dan karenanya lembah ini kemudian di kenal dan diberi nama dengan sebutan Lembah Maut atau Lembah Ruslan.
 
G. Papandayan


Tebing Soni – Bandung, 28 Agustus – 4 September 2009.
(Tulisan ini didedikasikan untuk Kawan-kawan Pemandu G. Papandayan seperti kawan Gones, Kang Ilet, Kusnadiawan dan masukan artikel untuk perusahaan jasa wisata Indotraveler Nusantara )
 
Lokasi Gunung Papandayan:
Your browser does not support inline frames or is currently configured not to display inline frames.


PAKET ADVENTURE G. PAPANDAYAN
Untuk anda yang ingin berpetualang ke Gunung Papandayan tetapi tidak ingin terlalu bersusah payah dengan beban yang berat serta perencanaan & pengetahuan alam bebas yang banyak, kami menyediakan paket pendakian + logistik, guide dan porter yang akan membantu selama pendakian anda.

Ikuti paket trekking Gunung Papandayan kami dengan rincian perjalanan sebagai berikut:

Hari Ke I
CISURUPAN – PONDOK SALADAH
Peserta akan dijemput dari Kota Garut (Hotel/Terminal) menuju pelataran parkir Gunung Papandayan. Pendakian dihari pertama ini dimulai hingga ke Pondok Saladah, yakni sebuah shelter yang biasa digunakan oleh para pendaki untuk membangun kemah sebelum pendakian ke Puncak. Sepanjang perjalanan menuju Pondok Saladah, peserta akan melewati dan berjalan diatas beberapa kawah hasil dari letusan-letusan gunung ini. (Meals: Lunch + Dinner)
 
Hari Ke II
PONDOK SALADAH – PUNCAK PAPANDAYAN - CISURUPAN
Setelah sarapan pagi dan berkemas-kemas, Pendakian dilanjutkan menuju Puncak Papandayan (2958 Mdpl) melewati tegal Alun-alun. Jika ingin menikmati Sunrise, pendakian harus dimulai pagi-pagi sekali. Setelah mengambil beberapa moment di Puncak ini, kemudian dilanjutkan dengan perjalanan turun hingga ke pelataran parkir Gn. Papandayan. Peserta akan diantar kembali hingga ke Kota Garut. (Meals : Breakfast + Lunch)

Biaya Pendakian 2 Hari 1 Malam : Rp. 650.000 /Peserta (Minimal 6 Peserta)

Fasilitas :
• Camping Gear (Tenda Doom Gama Kapasitas 2 Orang, Full Alas & Cover/Dek, Matras Terpal Water Proof, Sleeping Bag Water Proof Isi Dracon, Lampu & Peralatan Masak)
• Transportasi Garut – Lap. Parkir Gn. Papandayan PP
• Tiket Masuk G. Papandayan
• 4X Makan + Buah-buahan
• Snack (Biskuit, Coklat, Roti, Keju, Selai, Teh, Kopi, Susu)
• Pemandu & Porter
• P3K & Asuransi Taman Nasional

Perlengkapan yang perlu dibawa Peserta :
• Daypack
• Pakaian Pribadi + Cadangan; Baju Hangat (Sweeter Dll) & Celana Panjang (Secukupnya)
• Kamera / Handycamp
• Peralatan Mandi & Ibadah
• Raincoat / Jas Hujan
• Sepatu & Sendal Trekking (Sepatu yang kuat dan tidak terlalu sempit)
• Kaos Kaki Tebal, Sarung Tangan, Sarung Kepala & Topi lapangan
• Kacamata Hitam & Sunblock (Jika ada)
• Makanan dan Minuman Tambahan Pribadi
• Obat-obatan Pribadi (Yang direkomendasikan Dokter atau Rumah Sakit) & Tiger Balm / Obat semprot otot (untuk nyeri otot)
• Tidak dianjurkan untuk mendaki bagi Peserta uang memiliki penyakit Sesak Napas, Jantung Koroner, Epilepsi, Darah Tinggi, Indikasi Vertigo dan penyakit berbahaya lainnya

Pantai Pangandaran

Objek Wisata Di Pangandaran

Pangandaran

Pangandaran menyimpan banyak objek wisata yang patut untuk anda kunjungi, terutama keindahan alam dan pantainya.

Pantai Indah Pangandaran

pantai Indah Pangandaran

Pantai Indah pangandaran merupakan salah satu tujuan wisata alam yang populer, yakni sebuah pantai eksotis yang terletak di pantai selatan Pulau Jawa. Arena berselancar (surfing) yang sangat baik dan aktivitas matahari terbenam yang eksotis membuat Pangandaran menjadi salah satu tempat favorit bagi peselanjar dari seluruh dunia dan juga wisatawan lokal.

Pantai Indah Pangandaran juga merupakan salah satu Pantai terbaik yang ada di Pulau Jawa. Pantai ini terletak di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran dengan jarak kurang lebih 92 km arah selatan kota Ciamis.

pantai Indah Pangandaran

Beberapa event yang rutin diselenggarakan disini antara lain; Festival Layang-layang Internasional (Pangandaran International Kite Festival) yang bisa kita saksikan setiap bulan Juni atau Juli dan Hajat Laut, yakni upacara yang dilakukan oleh para nelayan sebagai perwujudan rasa terima kasih terhadap kemurahan Tuhan YME dengan cara melarung sesajen ke laut lepas. Acara ini biasa dilaksanakan pada bulan Muharam, dengan mengambil tempat di Pantai Timur Pangandaran.

Selain itu, didekat pantai ini juga terdapat Cagar Alam Pananjung, yakni rumah bagi ratusan monyet ekor panjang, kerbau liar, rusa, banteng, dan hewan lainnya lengkap dengan keindahan cagar alam yang terjaga kelestariannya, begitu asri dan juga bersih.


Pantai Batu Hiu

Batu Hiu Pangandaran

Pantai Batu Hiu terletak di Desa Ciliang Kecamatan Parigi, sekitar 15 km sebelah barat kawasan wisata Pangandaran.

Pantai ini memiliki panorama alam yang sangat indah. Dari atas bukit kecil yang ditumbuhi pohon-pohon Pandan, kita dapat menyaksikan birunya Samudra Indonesia dengan deburan ombaknya yang menggulung putih.

Sekitar 200 meter dari pinggir pantai ini terdapat seonggok batu karang yang menyerupai ikan hiu, karena itulah tempat ini dinamakan Batu Hiu.

Dahulu Batu Hiu merupakan tempat dimana penyu bertelur dan jika kita berkunjung kesini, kita dapat melihat dan menyaksikan penangkaran penyu yang dikelola langsung oleh masyarakat setempat. Mereka berusaha merehabilitasi dan merawat telur penyu untuk dilepaskan di pantai Batu Hiu.


Pantai Batu Karas

Batu Karas Pangandaran

Terletak di Desa Batukaras Kecamatan Cijulang, sekitar 34 km atau sekitar 1 jam perjalanan dari kawasan wisata Pangandaran.

Pantai Batu Karas memiliki keunikan yang membuatnya berbeda dengan pantai lainnya. Jika kita terbiasa dengan pantai berbentuk garis lurus, maka tidak dengan pantai satu ini. Pantai Batu Karas terletak di antara dua bukit yang mengurungnya, sehingga pantai tersebut berbentuk setengah lingkaran. Pantai ini sering dianggap sebagai perpaduan antara obyek wisata Batu Hiu dan Pantai Pangandaran, karena pantainya yang kaya akan tebing dengan hamparan pasir serta ombaknya yang indah.

Pantai Batu Karas merupakan salah satu pantai surfing terbaik di Pulau Jawa, dan ombaknya cukup terkenal di kalangan para peselancar. Keberadaan tebing di sebelah kanan pantai, menciptakan jalur ombak yang panjang sehingga cocok untuk berselancar. Ombak di Batu Karas tidak terlalu ekstrim, keadaan inilah yang membuat para peselancar pemula juga menggemari Batu Karas sebagai tempat mengasah kemampuan berselancar.

Selain itu, arus laut yang tidak langsung mengarah ke pantai menjadikan area Pantai Batu Karas aman untuk berenang sekaligus melakukan olahraga air lainnya seperti Banana Boat.

Harga Sewa
Sewa Banana Boat : Rp. 45.000 per Orang
Sewa Papan Selancar : Rp. 75.000 per Orang
Surf Lesson : Rp. 150.000 per Jam
Sewa Ban Berenang : Rp. 5.000 s/d Rp. 10.000 (tergantung ukuran ban)


Green Canyon

Green Canyon Pangandaran


Sebenarnya tempat ini mempunyai nama asli yaitu Cukang Taneuh. Nama Green Canyon sendiri dipopulerkan oleh seorang warga Perancis pada tahun 1993. Sedangkan Cukang Taneuh punya arti yaitu jembatan tanah. Hal itu dikarenakan di atas lembah dan jurang Green Canyon terdapat jembatan dari tanah yang digunakan oleh para petani setempat.

Terletak di Desa Kertayasa Kecamatan Cijulang, sekitar 31 Km dari kawasan wisata Pangandaran. Objek wisata mengagumkan ini sebenarnya merupakan aliran dari sungai Cijulang yang melintas menembus gua yang penuh dengan keindahan pesona stalaktit dan stalakmitnya. Selain itu daerah ini juga diapit oleh dua bukitt, terdapat banyak bebatuan dan rerimbunan pepohonan. Semuanya itu membentuk seperti suatu lukisan alam yang begitu unik dan begitu menantang untuk dijelajahi.

Green Canyon Pangandaran

Untuk mencapai lokasi ini wisatawan harus berangkat dari dermaga Ciseureuh. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan perahu tempel atau kayuh yang banyak tersedia di sana. Jarak antara dermaga dengan lokasi Green Canyon sekitar 3 km, yang bisa ditempuh dalam waktu 30-45 menit. Sepanjang perjalanan kita akan melewati sungai dengan air berwarna hijau tosca. Mungkin dari sinilah nama Green Canyon berasal.

Alur aliran sungai ini cukup panjang, sehingga pengunjung dapat berenang sepuas-puasnya sambil mengikuti arus dari air terjun. Selain pemandangan indah di atas permukaan air, Green Canyon akan menjadi surga tersendiri bagi yang suka menyelam. Tinggal membawa beberapa alat selam, pemandangan menakjubkan cekungan-cekungan di dalam air siap untuk ditelusuri dan dinikmati, lengkap dengan beragamnya ikan-ikan yang berenang ke sana kemari di dasar lubuk. Bagi yang suka menantang adrenalin, dapat meloncat dari sebuah batu besar dengan ketinggian 5 meter ke dasar lubuk yang dalam.

Harga Sewa
Sewa Perahu / Ketinting : Rp. 75.000 /Perahu (5 Orang)

Kamis, 17 Februari 2011

Taman Nasional Gunung Halimun

Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) terletak lebih kurang 100 km arah Baratdaya Jakarta dan termasuk dalam Kabupaten Bogor, Sukabumi dan Lebak (Banten). Kondisi alam yang berbukit-bukit menjadikannya sebagai benteng pelindung puncak Gunung Halimun.
Ada tujuh puncak gunung bukit yang memagari Halimun, yaitu Gunung Sanggabuana, Kencana, Botol, Pareang, Halimun Selatan, Pananjoan, dan Gunung Kendeng.

Air Terjun
Beberapa air terjun yang dapat dikunjungi yaitu Air Terjun Cimantaja dan Cipamulaan di sekitar Cikiray, Air Terjun Piit dan Cihanjawar di sekitar Nirmala Tea Estate, Air Terjun Citangkolo dan Ciraksamala di sekitar Mekarjaya, dan Air Terjun Ciberang di dekat Cisarua.

Satwa
Banyak satwa liar dan langka yang di lindungi di TNGH ini. Seperti Macan tutul, Kucing hutan, Landak, Trenggiling dan Elang.

Cikaniki
Selain sebagai stasiun peneliti, yang mendukung penelitian hutan di sekitar Cikaniki - Citalahab. Juga tersedia Wisma penginapan untuk tamu yang mau bermalam. Selain itu, di sini juga terdapat conopy yang terbentang dari pohon kepohon, dengan ketinggian 30 m dan panjang sekitar 100 m.

Citalahap
Disini juga terdapat wisma tamu yang memiliki fasilitas 5 kamar dan disewakan untuk umum. Tersedia juga Camping ground yang letaknya persis di belakang wisma tamu.
Masih banyak lagi obyek-obyek menarik disekitar Taman Nasional Gunung Halimun ini. Kami mengajak Anda untuk menikmatinya langsung disini. (PV)

Sumber: www.tnhalimun.go.id & h

The Jungle Water Park

Main Air di The Jungle Water Park
Sarana wisata air tersebut bernama The Jungle Water Park. Taman air ini berlokasi di Bogor Nirwana Residence di daerah Dreded, Bogor Selatan. Bogor Nirwana Residence ini sendiri merupakan sebuah kompleks perumahan mewah di kaki Gunung Salak. Real estate raksasa yang luasnya mencapai sekitar 1.000 hektar itu, berjarak sekitar satu kilometer dari Jalan Pahlawan, jalan raya yang dulu bernama Jalan Bondongan.
Taman wisata air itu dinamai The Jungle karena memang menampilkan suasana alam dan hutan belantara. Begitu masuk lewat gerbang utamanya, pengunjung langsung disuguhi pemandangan aneka burung, termasuk kakatua merah, yang terbang atau bertengger di dalam sangkar besar yang dibangun di antara jalan setapak dan aneka pohon besar-kecil.
Menurut Direktur Pengembangan Bisnis Bogor Nirwana Residence, Hendry Harmen, sarana pariwisata dengan konsep edutainment ini, dimaksudkan agar pengunjung, khususnya anak-anak bisa sekaligus belajar dan memperoleh informasi yang berguna tentang alam dan lingkungan.

Disini juga terdapat akuarium besar berisi macam-macam ikan air tawar dari berbagai penjuru dunia. Salah satunya adalah ikan aligator dari Amerika Selatan. Sesuai dengan namanya, ikan ini bersisik belang kecoklatan serta bermoncong panjang dan bergeligi, mirip buaya. Akuarium yang luas permukaannya 200 meter persegi itu terletak memanjang di salah satu sisi Lazy River, kolam renang berbentuk sungai yang berlika- liku. Keunikan dan keindahan bermacam ikan dalam akuarium ini bisa dinikmati sambil bersantai-santai, menghanyutkan diri di atas ban pelampung, di kolam arus ini.
Wahana lainnya yaitu leisure pool, untuk berenang dan water massage sambil bersantai dan bird park bagi mereka ingin menikmati beragam burung eksotik sepreti burung elang, merak dan macau. Dan untuk menambah suasana santai, para pengunjung juga bisa belajar mengenai jenis burung, ikan, nama-nama daerah yang dijadikan nama lokasi di setiap wahana.
Sedangkan untuk anak-anak, terdapat dua buah kiddy pool dengan beragam wahana seperti mini slider, water bucket, water canon dan jungkat-jungkit serta dry park yang merupakan wahana permainan anak-anak seperti mandi bola, ayunan dan aneka permainan lainnya yang merangsang syaraf motorik balita.
Masih ada sejumlah wahana lain yang bisa dinikmati di The Jungle, termasuk Racer Slide dan Spiral Slide setinggi 12 meter. Racer Slide adalah empat papan luncur dari gelas fiber yang diposisikan berjajar untuk dipakai balapan meluncur dan mencebur ke kolam dari ketinggian.
Wahana yang mungkin jadi ciri khas The Jungle adalah Tube Slide, wahana luncur berbentuk pipa berdiameter sekitar satu meter. Meski sama-sama berpangkal di puncak menara luncur, Tube Slide ini menawarkan sensasi berbeda dan efek yang lebih seram karena penggunanya dibawa berbelok-belok dalam kegelapan sebelum tercebur di kolam.
Satu lagi wahana yang mungkin tak ada di taman wisata air lain adalah Fountain Futsal. Wahana ini sebenarnya cuma berupa lapangan futsal terbuka biasa. Hanya saja, lapangan semen ini dilengkapi sejumlah lubang yang menyemburkan air ke udara. Yang menjadikan wahana menarik adalah gawangnya tidak terbuat dari besi namun berupa semburan air.
Selain wahana-wahana di atas, taman air ini semakin menarik dengan fasilitas ruang sinema empat dimensi, yang menyuguhkan film-film animasi 4D antara lain Fly Me to The moon dan Jetpack Adventure. Di wahana ini para penonton tidak hanya dimanjakan degan menonton film 4 dimensi tetapi juga turut merasakan guncakan di kursi, merasakan semburan air, desingan benda yang lewat diantara kaki kita hingga mencium bau angus. Dan hingga saat ini hanya ada dua teater 4 dimensi di Indonesia.
Dengan fasilitas serba modern tersebut, The Jungle Water Park diklaim sebagai taman air yang termodern dan terlengkap di Indonesia. Semua fasilitas yang ada di The Jungle Water Park ini telah disiapkan selama enam bulan, dibantu oleh tim ahli dari Australia, Kanada, dan Belgia. Fasilitas ini menggunakan teknologi dan peralatan terbaru dengan standar kualitas terbaik untuk memastikan para pengunjung betah berlama di sini.
Untuk mencapai daerah ini anda dapat menggunakan kendaraan pribadi melalui jalan bebas hambatan Jagorawi. Sedangkan jika dari luar kota mana saja, bisa menggunakan bis dan turun di terminal Baranang Siang Bogor. Selanjutnya bisa menggunakan angkutan kota atau berjalan kaki ke arah Jalan Pahlawan.
The Jungle Water Park sendiri beroperasi setiap hari mulai dari pukul 09.00 hingga 18.00. Untuk dapat menikmati seluruh wahana di taman air ini, pengunjung diharuskan membayar Rp30.000 per kepala. Sedangkan untuk rombongan yang berjumlah di atas 20 orang, dikenakan biaya Rp25.000 per kepala.
Pada Grand Openingnya, MURI sempat menyerahkan penghargaan kepada taman air ini. Hal ini dikarenakan pembangunan wahana ini dianggap sebagai legenda baru Indonesia yaitu berhasil membangun wahana air hanya dalam waktu sekejap yaitu 168 hari, atau lebih cepat dari yang direncanakan dua tahun. Hadirnya The Jungle Waterpark di Bogor setidaknya membuat Kota Hujan ini lebih banyak menyedot pengunjung, baik dari luar daerah maupun Bogor sendiri. (Wta/250408)
Sumber: dari berbagai sumber

Sabtu, 12 Februari 2011

Rafeyfa Wisata

Menyewakan bus wisata murah,micro & big bus..Kapasitas 25 - 30 seats untuk micro dan 40 - 59 seats untuk big bus.fasilitas AC, TV, DVD, Karaoke, Toilet & smooking room.
melayani wisata dalam dan luar kota dengan harga murah dan terjangkau.
bis nyaman, bersih dan crew yang ramah siap mengantarkan acara wisata anda.
Call us 24 hours at 085695402079, 94226311